Berbuka puasa dengan yang manis memang dianjurkan, tetapi meminum air putih lebih dulu juga lebih dianjurkan. Mengapa demikian? Saat puasa tubuh tetap membutuhkan air putih minimal 2 liter atau 8 gelas per hari agar kita terhindar dari dehidrasi. Menurut ahli gizi dari Departemen Gizi Fakultas Ilmu Kedokteran Indonesia, dr. Sri Sukmaniah MSc, SpGK (Kompas.com - 15/6/2015) air putih adalah cairan yang paling alami untuk memberikan hidrasi pada tubuh kita karena air tidak mengandung pemanis (kalori), pewarna bahkan pengawet. Jadi, sebenarnya walaupun ada cairan lainnya seperti soda, kopi atau susu, kita harus mendahulukan dan mencukupkan asupan air untuk tubuh.
Meskipun demikian, menurut dr. Sri masih banyak orang Indonesia yang pada saat puasa berbuka hanya dengan yang manis dan melupakan air putih. Padahal, terlalu banyak mengonsumsi minuman manis berkalori tinggi dapat mengakibatkan penimbunan kalori berupa lemak. Sedangkan air putih, selain dapat menghilangkan dahaga saat berbuka juga akan membantu tubuh menutupi kehilangan cairan saat puasa.
Sehingga, masih menurut dr. Sri sudah seharusnya kita lebih pintar menjaga keseimbangan dalam memilih makanan dan minuman, baik yang dikonsumsi saat sahur ataupun berbuka. Caranya yaitu dengan mengonsumsi 8 gelas air perhari agar tubuh tetap terhindar dari dehidrasi. Namun, perlu diketahui juga untuk tetap menghindari minum yang berlebihan. Minumu terlalu banyak sekaligus dapat menyebabkan pengenceran darah dan hiponatremia (kadar natrium dalam darah turun dari normal).
Saran penting lainnya yang dianjurkan oleh pakar lainnya yaitu dengan mengatur asupan air putih dengan pola 242, yaitu dengan minum 2 gelas air putih saat berbuka, 4 gelas saat makan malam hingga menjelang tidur dan 2 gelas saat sahur.
Bagaimana, apakah Anda sudah menjalankan pola menjaga asupan air saat puasa seperti yang dianjurkan di atas? Jika belum, jangan ragu untuk mencoba saran dari para ahli tersebut, ya!
