Muhammad Y, Anak Penyintas Tsunami Aceh

Muhammad Y, anak penyintas tsunami Aceh yang sukses menjadi dokter hewan


Rasanya, masih lekat menempel di ingatan kita bagaimana tsunami melanda bumi Aceh pada 2004. Ribuan jiwa dan ratusan rumah lenyap ditelan dahsyatnya gelombang tsunami. Anak kehilangan orang tua, orang tua kehilangan anak, kakak kehilangan adik, dan adik kehilangan saudara. Adalah Muhammad Y, salah satu korban tsunami Aceh yang pada saat bencana tersebut terjadi masih duduk di kelas 1 SMA.


Akibat bencana tsunami Muhammad remaja pada saat itu kehilangan keluarga dan rumahnya, serta nyaris kehilangan harapan untuk bermimpi melanjutkan pendidikan. Muhammad yang hadir dalam acara “Belanja Berbagi” Buka Bersama Anak Yatim Piatu di Panti Asuhan Muhammadiyah, Tanah Abang, Jakarta bercerita mengenang kembali perjuangannya usai tsunami hingga berhasil menyabet gelar dokter hewan seperti sekarang.


“Waktu itu, saya sempat berpikir mana mungkin anak seperti saya yang sudah tidak punya apa-apa lagi bisa melanjutkan pendidikan. Tapi, alhamdulillah, pada saat itu Baznas datang, membawa saya dan anak-anak lain ke Banda Aceh. Di yayasan tersebut, kami dicukupkan semua kebutuhannya, mulai dari makanan, pendidikan, hingga pakaian. Semuanya difasilitasi sehingga kita bisa belajar lagi untuk meraih cita-cita saya,” kenang alumni Baznas ini.


Bagi Muhammad, panti asuhan atau yayasan membuatnya kembali memiliki rumah, keluarga, dan saudara setelah tsunami merenggut keluarga dan rumahnya. “Dulu setelah tsunami, semua porak-poranda, kami hanya tinggal di tenda-tenda darurat dan makan dari uluran tangan masyarakat yang datang. Saat itu, tim relawan Baznas datang. Mereka datang dengan program “Satu Keluarga, Satu Sajadah”. Nah, kami kemudian dibawa ke Banda Aceh untuk ditempatkan di yayasan dan dipenuhi lagi kebutuhan saya. Saat inilah kemudian keyakinan saya untuk kembali menggapai cita-cita menjadi dokter mulai tumbuh lagi. Saya sangat berterima kasih kepada donatur dan relawan Baznas karena uluran tangan dari para dermawan saya bisa menjadi seperti sekarang,” tutur Muhammad dalam acara “Belanja Berbagi”.


Muhammad adalah salah satu contoh dari anak yatim piatu yang membutuhkan uluran tangan donatur untuk membantu meneruskan hidup dan cita-cita mereka. Dalam hal membantu meningkatkan kesejahteraan anak-anak panti asuhan, Unilever Indonesia menginisiasi program “Belanja Berbagi” untuk mengajak masyarakat berdonasi langsung menebar kebaikan ke 1001 panti asuhan di seluruh Indonesia.

 


 


“Program ini tidak hanya berlangsung pada Ramadan sekarang, tapi akan berlangsung hingga Ramadan tahun depan. Fokus “Belanja Berbagi” adalah membantu menyejahterakan adik-adik kita di panti asuhan untuk mencapai cita-cita mereka dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, kami akan menyalurkan bantuan berupa dana, produk Unilever, dan juga edukasi kepada 1001 panti asuhan di seluruh Indonesia,” tutur Sancoyo Antarikso, Governance & Corporate Affairs Director and Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk.


Sebagai salah satu orang yang merasakan manfaat langsung bantuan dari para donatur melalui Baznas, Muhammad berharap agar program “Belanja Berbagi” Unilever dapat terus berlangsung sehingga akan banyak anak-anak yatim piatu yang terbantu untuk meraih cita-cita mereka.


Setiap pembelanjaan produk-produk Unilever, masyarakat membantu menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk anak-anak panti asuhan yang kurang beruntung.